HarianMakassar.com, Makassar – Bakal calon Ketua Umum KONI Sulsel Yasir Machmud makin percaya diri (Pede) maju pada pemilihan Ketua Umum KONI Sulsel akhir maret mendatang. Kepercayaan diri Direktur Utama (Dirut) PT. Sulsel Citra Indonesia (CSI Perseroda Sulsel) ini makin tinggi setelah ia menemui tokoh olahraga nasional A. Reza Ali di Cafe Ombak, Sabtu malam (19/2/2022).
Yasir resmi mendaftar sebagai calon Ketua KONI Sulsel Jumat 18 Februari 2022 kemarin. Ia membawa 22 surat dukungan. Masing-masing 13 dari cabang olahraga (Cabor) dan sembilan surat dukungan dari KONI Kabupaten dan kota se Sulsel. Di Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sulsel Yasir akan adu kekuatan dengan tokoh senior Partai Golkar, M. Roem yang sudah lebih awal mendaftar.
Demi mendapatkan dukungan Yasir terus bergerak membangun komunikasi dengan sejumlah tokoh di Sulsel. Sebelumnya ia juga sudah menemui Amin Syam. Salah satu tokoh senior berpengaruh di Sulsel yang juga mantan Gubernur dan Ketua DPRD Sulsel ini sebelumnya dikabarkan akan maju pada Musorprov KONI Sulsel. Namun rencana itu batal setelah Yasir menemuinya.
Yasir juga menemui Reza Ali. Ia sekaligus menyampaikan salam dari mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Mantan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat Pertina ini memang dikenal dekat dengan Amran Sulaiman sejak dulu. Jauh sebelum Amran Sulaiman menjadi pengusaha. Saat itu Reza Ali masih aktif sebagai eksportir dan pengusaha minyak.
Saat menerima Yasir, Reza tak sendiri. Ia ditemani adik dan anak kandungnya Adi Rasyid Ali dan Harpen Reza Ali. Untuk diketahui ARA sapaan Adi Rasyid Ali adalah Ketua Pengprov Pertina Sulsel periode 2017-2021. Wakil Ketua DPRD Kota Makassar ini tidak lagi mencalonkan diri untuk periode kedua. Ia digantikan oleh Harpen Ali.
Salah satu putra Reza Ali ini terpilih pada Musprov Pertina 5 Februari 2022 di Hotel Dalton. Ia meraih 12 suara dari 18 pemilik suara sah. Anak muda kelahiran 2 Mei 1985 itu mengalahkan pesaing beratnya, Kamal Dakka.
Yasir yang ditemui mengaku kehadirannya menemui Reza Ali untuk meminta saran dan masukan terkait prestasi olahraga Sulsel yang belakangan ini sangat merosot.
“Pak Reza itu satu dari sedikit tokoh olahraga nasional yang dimiliki Sulsel. Saya datang menemui beliau selain untuk bersilaturahmi, juga meminta saran dan masukan terkait prestasi olahraga Sulsel yang belakangan ini sangat merosot. Apalagi Pak Reza punya pengalaman yang sangat luar biasa. Tidak hanya sebagai tokoh olahraga, tetapi sebagai pengusaha dan politisi senior,” jelas Yasir.
Yasir mengaku Reza Ali banyak memberi masukan khususnya terkait pengelolaan manajemen olahraga hingga pembinaan sistematis berkelanjutan khususnya pembinaan usia dini.
‘’Pak Reza memberi masukan terkait pembinaan sistematis berkelanjutan khususnya pembinaan usia dini. Ini salah satu yang harus terus dilakukan untuk mencetak talenta hebat di bidang olahraga dan melahirkan semakin banyak prestasi yang akan mengharumkan nama Sulsel di kancah nasional bahkan internasional,” katanya.
Menurut Yasir, pesan Reza Ali prestasi tidak muncul begitu saja. Butuh proses. ‘’Prestasi dihasilkan oleh sebuah proses pembinaan dari hulu hingga hilir yang sistematis dan berkelanjutan,” kata Reza seperti yang dikutip Yasir.
Yasir mengaku pengalaman memimpin sejumlah cabang olahraga, termasuk pengalaman dua musim mengelolah PSM, jadi alasan dia meminta restu kepada Reza Ali.
‘’Pak Reza itu pernah mengelolah PSM musim 2001-2003. Di level nasional, nama Pak Reza Ali lebih dikenal sebagai Ketua Umum PP Pertina. Tapi, di kalangan suporter PSM, pak Reza dan keluarganya masuk dalam daftar tokoh yang memiliki kontribusi besar buat PSM,” ungkap Yasir.
Saat mengelola PSM, prestasi terbaik pengusaha hotel, restoran dan sejumlah jenis usaha ini bersama PSM adalah menembus semifinal LI 2001/2002. Meski tidak membawa tim juara, Reza bersama adiknya, Diza Ali dikenang karena PSM saat itu mengandalkan mayoritas pemain asli Makassar. PSM pun melahirkan pemain belasan tahun seperti Syamsul Chaeruddin, Hamka Hamzah dan Samsidar. Ketiganya jadi pilar timnas U-20 saat menjuarai Piala Sultan Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam 2002. (**)