Menu

Mode Gelap
 

Peristiwa · 17 Mei 2022 09:35 WIB ·

Dianggap Penyebab Kematian, Rumah IRT di Jeneponto Dirusak Massa


 Dianggap Penyebab Kematian, Rumah IRT di Jeneponto Dirusak Massa Perbesar

HarianMakassar.com, JenepontoMassa dari kampung Karampang Pa’ja, Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, selain melukai seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) dan massa juga merusak rumahnya, senin (16/5/22) sekitar pukul 08.45 wita.

Rumah yang dirusak oleh massa adalah milik Ente (43) warga BTN Sammolo, Kecamatan Binamu. Diketahui Ente merupakan dukun yang mempunyai kelebihan spiritual dalam mengobati orang yang sakit. Kepada wartawan, Ente menceritakan ihwal kejadian tersebut.

Pada Minggu 15 April 2022, rumah Ente didatangi enam orang dengan maksud membawa orang berobat. Belum masuk ke dalam rumah, salah satu pasien tiba-tiba muntah darah. Ente kemudian menyuruh beberapa orang itu agar membawa masuk pasien.

Salah satu dari mereka, masuk ke dapur rumah untuk mengambil air sembari memberi air minum kepada pasien, Tak berselang lama, pasien itu meninggal dunia. Pas di teras rumah, langsung muntah darah.

“Disitu mi langsung meninggal. Jadi saya bilang meninggal mi ini, jadi saya langsung bawa masuk karena saya juga tidak tega di luar saya simpan. Belum saya apa-apain,” kata Ente saat ditemui di rumah sakit.

Hingga hari ini Senin (16/5/2022) pihak keluarga pasien menuduh Ente bahwa korban yang meninggal dunia tersebut adalah tumbal. Padahal, Ente mengaku tak pernah membuatkan air obat. Dan akhirnya katanya tadi, mamanya meninggal.

“Meninggalnya karena saya dituduh jadikan tumbal. Saya bilang buktinya dimana? Karena biar air saya tidak bikinkan,” jelasnya.

Tak hanya itu, Ente mengaku bahwa pasien tersebut baru kali pertama berobat. Bahkan, pasien yang meninggal itu ingin sekali diobati. “Tapi belum sempat di obati, diluar teras sudah muntah darah baru meninggal,” katanya.

Bahkan, ketika pasien itu hendak meninggal dunia, pihak keluarga pun turut menyaksikan. Ente mengaku pasca pasien tersebut meninggal, pihak keluarganya pun berterima kasih karena sudah menolong korban. Bahkan, darah yang berceceran di halaman rumah di bersihkan.

“Baik-baik ji, bahkan dia berterimakasih karena kita rawat orang tua ku. Untungka disini ji di rumah ta meninggal. Bagaimanami kalau di jalan meninggal. Dia sempat minta sarung saya tolong, darahnya saya cuci di rumah, masih ada baskomnya di rumah,” tutur Ente menirukan ucapan keluarga pasien.

Ia mengaku tak menyangka jika dirinya akan di massa. Karena, waktu itu dia bersama anaknya yang masih kecil sedang duduk di halaman rumah. Saat massa masuk ke dalam rumah, Ente langsung berdiri di samping pintu keluar sambil memeluk anaknya yang kecil.

Ia tak lari karena massa sudah mengepung rumahnya. Ia yang berdiam diri sambil mengucapkan kalimat, ‘Allahuakbar’. Langsung menyerang tanpa ada sekata pun. Dia lewat belakang, samping dan depan. Yang jelas itu rumah massa sudah kelilingi.

Salah seorang dari massa itu ada membawa sajam masuk ke dalam rumah sambil mengatakan jika dirinya tidak terima atas kematian tersebut. Namun, saat pria itu hendak menarik sajam, Ente langsung membela diri dan mengajaknya berdiskusi secara baik baik.

“Saya bilang jangan, sambil saya berusaha tahan tangannya, kemudian saya sampaikan rela mati kalau memang saya bersalah,” kata Ente.

Tak sampai disitu, massa yang sudah emosi, langsung mengayunkan parang kearah ente dan melukainya. Lailahaillallah ucap Ente, karena leher saya ingin digorok sambil mengucap Allahuakbar. Mengetahui ibunya hampir mati akibat di massa, sang anak bernama Idul (21) langsung beranjak ke rumah untuk memastikan kondisi sang ibu.

Namun naas, belum melihat sang ibu, massa justru massa melukainya menggunakan parang hingga dilempari batu. “Banyak lukanya anak ku, tangannya kena parang, pundak juga memar-memar karena dilempari batu,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kasat Reskrim Polres Jeneponto, Iptu Nasaruddin mengatakan kasus tersebut telah ditangani dan dilakukan penyelidikan. “Benar telah terjadi penganiayaan, kasusnya sementara kita lakukan penyelidikan,”ujar Iptu Nasaruddin.

Nasaruddin menjelaskan, kasus dugaan penganiayaan ini bermula ketika korban dianggap penyebab kematian salah satu warga. “Pihak keluarga Almarhum menganggap bahwa kedua orang tersebut (suami istri) meninggal dunia disebabkan oleh dukun tersebut sehingga dengan spontan mereka mendatangi rumah dukun dan melakukan pengrusakan dan penganiayaan,” jelas Nasaruddin. (*)

Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Sambut HUT KORPRI ke-53, Jufri Rahman Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Panaikang

26 November 2024 - 07:32 WIB

MPW Pemuda Pancasila Sulsel Cepat Tanggap, Open Donasi untuk Korban Banjir dan Longsor

8 Mei 2024 - 20:19 WIB

Nakes Sulsel Rela Jalan Kaki untuk Layani Korban Banjir dan Longsor di Titik Terisolir Latimojong

7 Mei 2024 - 13:46 WIB

BNPB Tambah Bantuan Dua Helikopter dan Satu Pesawat Karavan untuk Salurkan Logistik dan Evakuasi Korban Bencana di Sulsel

7 Mei 2024 - 13:40 WIB

Pemkab Toraja Utara Turunkan Alat Berat Membersihkan Material Longsor

27 Februari 2024 - 16:02 WIB

Kepala Desa Baji Mangngai Didemo Warganya

9 Januari 2024 - 18:28 WIB

Trending di Peristiwa