HarianMakassar.com, Makassar – Setiap tanggal 1 April diperingati Bulan budaya kota Makassar, saat ini memasuki tahun ke-4. Guru bahasa Makassar di SMPN 34 Makassar, Akbar Amri. Budaya Makassar tetap lestarikan di tanahnya.
Melalui releasenya (01/04/2022) bulan budaya kota Makassar ke-4 merupakan hal yang positif untuk pelestarian budaya etnis Makassar tuan rumah di Kota Makassar, sekaligus memperkenalkan kepada suku yang lainnya dan kepada generasi penerus.
“Makassar selain nama kota juga merupakan nama Etnis atau Suku, yaitu suku Makassar yang memiliki budaya sendiri, beragam kuliner hingga sejarah, misal dalam hal budaya ada budaya Siri’ na Pacce, sipakatau, sipakalakbirik, sipakaingak, bila ini diterapkan dan dilestarikan yakinga kota Makassar mampu menjadi kota budaya, ada juga songkok guru, baju bodo, jas tutuk, lipak sakbe, kappalak sombalak pinisi”. Ungkap Akbar.
Akbar menambahkan untuk kuliner, ada coto Makassar, konro, rokok-rokok unti, umba-umba, cucuruk bayao, songkolok, taripang, pisang epek, kopek Langi dan masih banyak lagi, belum lagi sejarahnya benteng-benteng peninggalan kerajaan Gowa dan Tallok, yaitu benteng Tallo, benteng Ujung Tana, benteng Barokbosok, benteng Mariso, yang hari ini terurus hanya satu yaitu benteng Ujung Pandang yang diubah menjadi benteng Rotterdam setelah perjanjian Bongaya.
Akbar mengutip pesan Bapak Ir. Soekarno Jas Merah (Jangan sekali-kali melupakan sejarah). Jika ingin menghancurkan suatu bangsa, hancurkan generasi mudanya.
“nikamallakkinaji nikaluppai ri jaritauna ri turibokoanna kaponna taniassenga ruai kodina kisakringkai kalenta karaeng dudu nakanaka tau ipantaraka tau bawang dudujintu. Ini merupakan bagian dari pembuka dalam naskah Patturioloang ri Gowa. Maksudnya bahwa, kita ini harus mengenali dan memperkenalkan budayata khususnya budaya Makassar”.
“Sebuah Pappasang atau nasihat Makassar, Pokokna nikanaya gauk mabajik iamintu ampaempoai gauka batena sicocoka ri bicaranna adaka siagang ri bicaranna saraka. Pangkal kebajikan atau kebijaksanaan itu ialah menempatkan sesuatu pada tempatnya menurut ketentuan adat dan hukum agama”.
“Semoga hari kebudayaan ini terus dilaksanakan dan diaplikasikan di sekolah-sekolah, bukan hanya di tanggal 1 April, tapi di setiap hari, apalagi kan adami mulok bahasa Makassar di SD, SMP dan SMA sederajat”, Harap Akbar.